Rabu, 09 Februari 2011

PEMIMPI Vs PENGHAYAL


Banyak diantara kita meremehkan seseorang bila mereka memimpikan sesuatu. Apalagi kalau impiannya di siang bolong alias gak realistis sama sekali. "woi bangun dong, siang gini masih ngelindur.."

Ya, para pemimpi itu tersadar dari lamunannya, berhenti berusaha, menyerah di tengah perjalanan dan kembali hidup seperti sedia kala. hehehehe ... kasian deh lu hai para pemimpi.

tapi tidak untuk beberapa pemimpi tertentu.

kita perlu berterima kasih kepada Einstein yang pernah dianggap lamban disekolah, Bill Gates yang tidak pernah populer di sekolahnya, Wright bersaudara yang "tidak mungkin bisa", dan sederetan orang yang dinilai macam macam oleh masyarakat sekitar tapi justru pada akhirnya memberikan dampak secara mendunia.

mereka juga seorang pemimpi disiang bolong.

awalnya juga bermimpi, mungkin tidak hanya sekedar dibilangin "woi bangun dong ..", tapi juga diremehkan seperti "mikir dong .. mikiiir... mana mungkiiin... gak bisa deh... ngapain sih repot repot gitu ... gua bilang juga ape, lu lagi gak dengerin gue ... " ( kok jadi mirip skenario sinetron gini ya? )

Jadi apakah kita adalah pemimpi atau penghayal?

untuk sederhananya, Lihat saja impian kita, bila jarak antara impian kita dengan diri kita semakin dekat, kita masuk dalam katagori seorang pemimpi. tapi bila semakin lama, jarak antara impian kita dengan diri kita semakin menjauh, tentu saja kita masuk katagori seorang penghayal. Anthony robbins mengatakan "milikilah strategi !!" ... dan waktu akan membuktikan bahwa anda berhasil sebagai seorang pemimpi sejati.

Saran dari Napoleon Hill bila anda ingin tidak dibilangin penghayal adalah JANGAN KATAKAN IMPIAN ANDA KEPADA SEMUA ORANG. Kalau pun anda kebelet mo bilang ... pecah impian anda menjadi bagian kecil kecil dan katakan bagian kecil tersebut kepada orang itu. tentu yang terlihat masuk akal bagi mereka ...

jamin deh, gak dibilangin penghayal. Kadang justru anda mendapatkan dukungan dari mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar